Selasa, 24 Mei 2016

Masalah kecelakaan kerja dalam perusahaan

Contoh Kasus : Kecelakaan Kerja Pada Karyawan di Mesin Dinamo Pabrik
“Bagian Pakaian Korban yang Tersangkut Puli Dinamo Yang Sedang Berputar”
            Musibah bermula sebelumnya sekitar pukul 07.40 saat akan dilakukan penggantian jam kerja, korban mengambil sampel lateks dibagian produksi. Namun sebelum mengambil sampel korban memutar arah jalan dari tempat yang dituju sehingga melintas dari bagian mesin yang bukan area lintasan. Saat melewati salah satu mesin, tiba-tiba ujung jilbab korban yang terjuntai kebawah tersangkut puli dinamo sehingga tergulung akibat jilbab tergulung akhirnya leher korban tercekik ditempat kejadian perkara dalam keadaan sepi karena seluruh karyawan bersiap-siap untuk pulang kerja untuk penggantian jam kerja sekitar pukul 08.00. Akibatnya tidak ada yang melihat korban sehingga tidak ada yang menolong dan mengakibatkan korban meninggal dunia.
Analisa : TAHAPAN PENYEBAB
a.Penyebab Umum Jilbab korban yang terjuntai ke bawah tersangkut pada puli dinamo yang sedang berputar.
b.Penyebab Terperinci Kelalaian korban dalam mengambil arah jalan yang bukan areal lintasan dan dalam memilih  penggunaan pakaian kerja.
c.Penyebab Pokok Kebijakan pabrik Perusahaan Kurang memberikan pelatihan dan perhatian kepada pegawai mengenai keselamatan kerja agar tidak lalai dalam mengambil suatu tindakan yang beresiko tinggi. Kurangnya komunikasi yang baik antar pegawai, kurangnya kepekaan pegawai terhadap lingkungannya tempat bekerja.
CONTOH KASUS: TERSIRAM UAP AIR PANAS
“Seluruh bagian tubuh tersiram air panas 400 derajat Celcius saat membersihkan tangki gula kristal”
Uraian Kejadian
Musibah bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran yang berada diatas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas yang diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas seketika dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap.Ke 4 pekerja tewas, salah seorangnya menyelamatkan diri, namun mengalami luka parah. Menurut salah seorang rekan pekerja, air panas tersebut mengucur kedalam tangki setelah tombol kran dibuka oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui jika pekerjaan didalam tangki tersebut belum selesai.
ANALISA:
STRATEGI PENGENDALIAN
Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan pekerja guna meningkatkan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, demi mencegah terjadinya kecelakaan yang sama.
Selama melakukan proses pekerjaan yang berbahaya, seperti pembersihan mesin, penambahan minyak, pemeriksaan, perbaikan, pengaturan, mesin harus berhenti beroperasi. Untuk mencegah orang lain menghidupkan mesin, maka mesin harus dikuci atau diberi tanda peringatan, perusahaan harus memasang tutup pengaman atau peralatan pembatas.
Operator mesin ataupun alat produksi lainnya, sebaiknya diberi peringatan setiap sesudah dan sebelum mengoperasikan apakah ada petugas yang masih disana ataupun tidak. Sebaiknya operator mesin dilatih agar tetap siaga dan tanggap dengan tanggung jawabnya.
Seluruh petugas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja harus bertanggung jawab menjalankan rencana penganggulangan kecelakaan, rencana penanganan darurat, serta melakukan bimbingan pelaksanaan setiap bagian.
Komunikasi antar pegawai harus selalu terjaga dengan baik agar saling memperhatikan satu sama lain sehingga mampu meminimalis

Senin, 09 Mei 2016

TEAM BUILDING



Pengertian Team Building 

“Team Building' is the process of enabling that group of people to reach their goal”. (Team Technology, 1995-2006) 


Team building mengacu pada berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memotivasi anggota tim dan meningkatkan kinerja keseluruhan tim. 

Team building adalah aktivitas kelompok yang memiliki interaksi tinggi untuk meningkatkan produktivitas karyawan dalam menuntaskan pekerjaan mereka melalui serangkaian aktivitas yang dirancang secara hati-hati untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Robbins, 2003; Spector, 2000; Johnson & Johnson, 2000).

Salah satu contoh tim building yaitu pembuatan pesawat terbang :
jika suatu perusahaan ingin membuat produk yaitu pesawat terbang, maka perusahaan tersebut harus memiliki orang yang merancang pesawat ( desainer), bagian produksi, dan tidak lupa jika ada pesawat pasti ada pilot yang menerbangkannya.

Dari semua bagian-bagian tersebut, mereka sudah memunyai pekerjannya masing-masing. untuk seorang perancang peswat harus membuat desain pesawat dan memikirkan bahan apa yang akan dipakai untuk produksi dan perencanaan perancangan. di setiap perancangan tidak selalu mulus pastilah ada yang gagal, untuk itu seorang desainer haruslah mencoba membuat desain setelah membuat desain haruslah diterapkan untuk menjadi sebuah produk. dan seorang desainer tidak hanya memilih bahan yang bagus untuk mendesain pesawat, tetapi seorang desainer harus memikirkan mengapa ia memakai bahan tersebut. kelebihan bahan dan kelemahan bahan haruslah diperhatikan untuk kualitas suatu produk. 

setelah desain sudah dibuat dan jadilah sebuah produk, patinya disini akan menjual ke pasaran. disini tugasnya adalah bagian sistem produksi yang megatur semua tentang penjualan dan pemasaran suatu produk ke pasaran yang luas. disini bagian sistem produk pun haruslah memperhitungkan besar pengeluaran dan pendapatan untuk pemasukan berikutnya.

disini bisa kita lihat suatu rancangan dana untuk pembuatan pesawat kertas :
Harga kertas 
harga 1 kertas putih: 1000
harga 1 kertas kuning : 1200

Pemakaian untuk percobaan pembuatan desain pesawat :
kertas putih : 1000 x 2 = 2000
kertas kuning : 1200 x 3= 3600
total= 5600
catatan : 3 buah pesawat untuk dijual, dan produk yang dipakai jadinya memakai kertas putih yang 1 kertas harganya 1000
Harga jual pesawat :
1 pesawat ; 3500
terjual 3 buah pesawat = 3 x 3500 = 10500

Keuntungan yang bisa diambil = 1900

Bagian Pilot selanjutnya adalah menerbangkan pesawatnya, untuk menerbangkan pesawatnya. jika pesawatnya terbang dengan baik itu kuinci dari kesuksesan pilotnya.

TUJUAN TIM
Tim dibangun dengan tujuan untuk membantu kelompok fungsional menjadi lebih efektif. Karena rasa individualisme dan persaingan atar pribadi relatif tajam dalam organisasi, maka tidak semua kelompok kerja dapat dikategorikan ke dalam suatu tim. Lima atau enam orang yang sedang menyelesaikan suatu proyek belum menjamin bahwa mereka bisa bekerjasama dalam mencapai tujuan. Secara spesifik, membangun sebuah tim artinya harus mengembangkan semangat, saling percaya, kedekatan, komunikasi, dan produktivitas.
· Semangat : Muncul karena masing-masing anggota percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Makin tinggi tingkat kepercayaan mereka atas kemampuannya, makin besar pula motivasi mereka untuk menyelesaikan tugas dengan baik

· Saling percaya : Rasa saling percaya antar sesama anggota merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap anggota tim, agar tim mampu bekerja secara efektif.

· Kedekatan : Kedekatan antar anggota merupakan perasaan yang mampu menyatukan anggota secara sukarela. Suatu kelompok yang kohesif adalah kelompok yang dimiliki oleh setiap anggotanya. Mereka mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya. Umumnya kelompok yang kohesif akan lebih produktif.

· Komunikasi : Agar tim bisa berfungsi dengan baik, semua anggota harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan hubungan antar pribadi secara baik, bicara secara terbuka satu sama lain, memecahkan konflik yang ada, dan secara bersama menghadapi masalah. “Poor communication means no team” 


· Produktivitas : Tim seyogianya dapat menyelesaikan tugas yang tidak mungkin dilaksanakan perorangan. Melalui saling berbagi sumber daya, ketrampilan, pengetahuan, kepemimpinan, maka tim berpotensi sangat lebih efektif daripada perorangan.

Kesimpulan :
 Sebuah tim haruslah bekerja sama dengan baik, sehingga menghasilkan tim yang sukses. Kerja sama tim ini dilihat dari segi komunikasi, kerja, dan totalitasnya. 

Kamis, 05 Mei 2016

KONFLIK BULLYING DI KALANGAN PELAJAR


Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antar dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Salah satu contoh konflik yang sering terjadi disekitar kita yaitu bullying. saat ini bullying bukan hal yang asing dikalangan pelajar bahkan mahasiswa sekalipun. baru-baru ini kita ketahui terjadinya bullying di salah satu SMA di kota X yang favorit. menyebarnya vidio bullying itu membuat saya selaku mahasiswa sangatlah miris, bagaimana tidak miris di vidio tersebut diperlihatkan 4 orang senior yang sedang membullying para juniornya. para juniornya disuruh duduk disirami air dan abu rokok, dan seniornya meneriakan kata kata yang tidak pantas terhadap juniornya. tidak hanya itu, para juniornya disuruh memakai bra diluar dan merokok sambil menundukan kepalanya. kejadiaan itu masih sempat di rekam dan disebarluaskan didunia maya. 

Dari sini kita mengetahui, semakin kesini pelajar bukannya semakin baik moralnya tetapi semakin miris. apa yang salah dengan semua ini ?. semua yang terjadi pada hal bullying seperti itu adalah pengaruh lingkungan yang sangat besar. pelajar saat ini sangatlah banyak mengahabiskan waktunya diluar rumah. secara otomatis mereka menangkap semua yang terjadi disekitarnya. apa lagi jika disekitarnya itu pengaruh yang buruk. sangatlah mungkin bisa menimbulkan hal yang buruk pula.

Faktor-faktor bullying :
Faktor Internal 
Faktor internal yaitu faktor penyebab yang berasal dari dalam diri pelaku, misalnya faktor psikologis. Gangguan psikologis seperti gangguan kepribadian ataupun gangguan emosi bisa disebabkan karena berbagai masalah yang dihadapi oleh seorang anak. Banyak pelaku bullying
dipengaruhi oleh faktor psikologi. Tetapi umumnya perilaku bullying mereka dipengaruhi oleh toleransi sekolah atas perilaku bullying , sikap guru, dan faktor lingkungan yang lain. Selain itu, lingkungan keluarga  juga mempengaruhi perilaku bullying .Bully biasanya berasal dari keluarga yang memperlakukan mereka dengan kasar.

Faktor Eksternal 
Faktor eksternal yang memicu terjadinya bullying ada bermacam-macam, seperti contohnya pengaruh lingkungan (teman sebaya), keluarga yang kurang harmonis, faktor ekonomi keluarga, dan acara televisi yang kurang mendidik serta kecanggihan teknologi pada era globalisasi ini yang sangat mungkin memicu terjadinya cyber bullying .
Alasan yang paling jelas mengapa seseorang menjadi pelaku bullying adalah bahwa pelaku
Bullying merasakan kepuasan apabila ia “berkuasa” di kalangan teman sebayanya. Selain itu, tawa teman-teman sekelompoknya saat ia mempermainkan sang korban memberikan  penguatan terhadap perilaku bullying nya.

Dampak Bullying

Sikap seseorang di lingkungannya bisa menjadi tanda orang tersebut nyaman dengan lingkungannya atau justru merasa jauh dari rasa aman dan nyaman berada di lingkungan tersebut. Beberapa hal yang bisa menjadi indikasi awal bahwa anak kemungkinan sedang mengalami bullying  disekolah antara lain :
1.Kesulitan untuk tidur
2.Mengompol ditempat tidur
3.Mengeluh sakit kepala atau perut
4.Tidak nafsu makan atau muntah-muntah
5.Takut pergi kesekolah
6.Menangis sebelum atau sesudah kesekolah
7.Tidak tertarik pada aktifitas sosial yang melibatkan murid lain
8.Sering mengeluh sakit sebelum pergi ke sekolah
9.Sering mengeluh sakit kepada gurunya, dan ingin orang tua segera menjemput pulang
10.Harga dirinya rendah
11.Perubahan drastis pada sikap, perilaku, cara berpakaian, atau kebiasaannya
12.Lecet atau luka
Anak yang menjadi korban bullying baik secara fisik ataupun secara mental  biasanya akan mengalami trauma yang besar dan depresi yang akhirnya menyebabkan gangguan mental dimasa yang akan datang. Gejala kelainan mental yang biasanya muncul pada masa kanak-kanak secara umum anak tumbuh menjadi pribadi yang mudah cemas, sulit berkonsentrasi, mudah gugup dan takut. 
Tanda-tanda yang terjadi pada anak yang mennjadi korban bullying .
 1.Kesulitan bergaul
 2.Merasa takut datang kesekolah sehingga sering bolos
 3.Ketinggalan pelajaran
 4.Mengalami kesulitan berkonsentrasi mengikuti pelajaran
 5.Kesehatan fisik dan terganggu

Cara Mengatasi Bullying Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi bullying dibagi menjadi 2, yaitu :

 1.Usaha Preventif (pencegahan)
 Usaha tersebut bisa berupa preventif (pencegahan) tetapi juga bisa dengan membuat para pelaku
bullying tidak akan melakukan bullying lagi kepada siapapun. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting, karena anak yang biasanya terlibat dalam masalah seperti ini adalah mereka kurang mendapat perhatian dari orang tua mereka dan berasal dari keluarga yang retak keharmonisannya(broken home). Usaha preventif yang bisa kita lakukan adalah menanamkan sejak dini kepada anak bahwa kita semua saling bersaudara dan harus saling mencintai antar sesama, memberikan nilai-nilai keagamaan kepada anak, sehingga anak akan  berpikir bahwa jika menyakiti orang lain pasti akan mendapatkan dosa. Orang tua juga perlu mengawasi pergaulan anak, agar anak tidak salah dalam bergaul dan salah dalam berteman, karena pengaruh teman sebaya sangat besar dalam perkembangan diri seorang individu. Selain itu orang tua juga harus mengawasi apa yang ditonton oleh anak ketika menonton televisi, karena tayangan televisi saat ini justru banyak menampilkan sinetron dengan adegan-adegan yang tidak patut untuk dilihat oleh anak, cenderung menampilkan pergaulan yang bebas, kehidupan yang serba mewah, bahasa yang dipergunakan pun cenderung alay, dan terkadang  banyak sinetron yang menampilkan adegan-adegan anak yang sering membantah nasihat dari orang tua mereka.

 2.Kuratif
Sedangkan untuk mengatasi tindakan bullying yang sudah terlanjur terjadi adalah dengan memberikan treatment kepada anak yang  bersangkutan, dan bagi anak yang beresiko menjadi korban
bullying, hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak menjadi korban bullying antara lain :
1.      Jangan membawa barang-barang mahal atau uang berlebihan
2.      Jangan sendirian, karena pelaku bullying akan melihat anak yang menyendiri sebagai mangsa yang potensial
3.   Jangan mencari gara-gara dengan pelaku bullying, dan jika terperangkap dalam situasi bullying maka percaya dirilah. Jangan sampai terlihat lemah dan ketakutan. Serta harus berani melapor kepa

 

trigitafy Template by Ipietoon Cute Blog Design