Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antar
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Salah satu contoh konflik yang sering terjadi disekitar kita yaitu
bullying. saat ini bullying bukan hal yang asing dikalangan pelajar bahkan
mahasiswa sekalipun. baru-baru ini kita ketahui terjadinya bullying di salah
satu SMA di kota X yang favorit. menyebarnya vidio bullying itu membuat saya
selaku mahasiswa sangatlah miris, bagaimana tidak miris di vidio tersebut
diperlihatkan 4 orang senior yang sedang membullying para juniornya. para
juniornya disuruh duduk disirami air dan abu rokok, dan seniornya meneriakan
kata kata yang tidak pantas terhadap juniornya. tidak hanya itu, para juniornya
disuruh memakai bra diluar dan merokok sambil menundukan kepalanya. kejadiaan
itu masih sempat di rekam dan disebarluaskan didunia maya.
Dari sini kita mengetahui, semakin kesini pelajar bukannya semakin baik
moralnya tetapi semakin miris. apa yang salah dengan semua ini ?. semua yang
terjadi pada hal bullying seperti itu adalah pengaruh lingkungan yang sangat
besar. pelajar saat ini sangatlah banyak mengahabiskan waktunya diluar rumah.
secara otomatis mereka menangkap semua yang terjadi disekitarnya. apa lagi jika
disekitarnya itu pengaruh yang buruk. sangatlah mungkin bisa menimbulkan hal
yang buruk pula.
Faktor-faktor bullying :
Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor
penyebab yang berasal dari dalam diri pelaku, misalnya faktor psikologis.
Gangguan psikologis seperti gangguan kepribadian ataupun gangguan emosi bisa
disebabkan karena berbagai masalah yang dihadapi oleh seorang anak. Banyak
pelaku bullying
dipengaruhi oleh faktor psikologi. Tetapi umumnya
perilaku bullying mereka dipengaruhi oleh toleransi sekolah atas perilaku
bullying , sikap guru, dan faktor lingkungan yang lain. Selain itu, lingkungan
keluarga juga mempengaruhi perilaku
bullying .Bully biasanya berasal dari keluarga yang memperlakukan mereka dengan
kasar.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang memicu
terjadinya bullying ada bermacam-macam, seperti contohnya
pengaruh lingkungan (teman sebaya), keluarga yang kurang harmonis, faktor
ekonomi keluarga, dan acara televisi yang kurang mendidik serta kecanggihan
teknologi pada era globalisasi ini yang sangat mungkin memicu terjadinya cyber
bullying .
Alasan yang paling jelas mengapa seseorang menjadi
pelaku bullying adalah bahwa pelaku
Bullying merasakan kepuasan apabila ia “berkuasa” di
kalangan teman sebayanya. Selain itu, tawa teman-teman sekelompoknya saat ia
mempermainkan sang korban memberikan
penguatan terhadap perilaku bullying nya.
Dampak Bullying
Sikap seseorang di lingkungannya bisa menjadi tanda
orang tersebut nyaman dengan lingkungannya atau justru merasa jauh dari rasa
aman dan nyaman berada di lingkungan tersebut. Beberapa hal yang bisa menjadi
indikasi awal bahwa anak kemungkinan sedang mengalami bullying disekolah antara lain :
1.Kesulitan untuk tidur
2.Mengompol
ditempat tidur
3.Mengeluh sakit kepala atau perut
4.Tidak nafsu
makan atau muntah-muntah
5.Takut pergi
kesekolah
6.Menangis sebelum atau sesudah kesekolah
7.Tidak
tertarik pada aktifitas sosial yang melibatkan murid lain
8.Sering mengeluh sakit sebelum pergi ke sekolah
9.Sering mengeluh sakit kepada gurunya, dan ingin
orang tua segera menjemput pulang
10.Harga dirinya rendah
11.Perubahan
drastis pada sikap, perilaku, cara berpakaian, atau kebiasaannya
12.Lecet atau luka
Anak yang menjadi korban bullying baik secara fisik
ataupun secara mental biasanya akan
mengalami trauma yang besar dan depresi yang akhirnya menyebabkan gangguan
mental dimasa yang akan datang. Gejala kelainan mental yang biasanya muncul
pada masa kanak-kanak secara umum anak tumbuh menjadi pribadi yang mudah cemas,
sulit berkonsentrasi, mudah gugup dan takut.
Tanda-tanda yang terjadi pada anak
yang mennjadi korban bullying .
1.Kesulitan bergaul
2.Merasa
takut datang kesekolah sehingga sering bolos
3.Ketinggalan
pelajaran
4.Mengalami
kesulitan berkonsentrasi mengikuti pelajaran
5.Kesehatan fisik dan terganggu
Cara Mengatasi Bullying Usaha yang dapat dilakukan
untuk mengatasi bullying dibagi menjadi 2, yaitu :
1.Usaha
Preventif (pencegahan)
Usaha
tersebut bisa berupa preventif (pencegahan) tetapi juga bisa dengan membuat
para pelaku
bullying tidak akan melakukan bullying lagi kepada
siapapun. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting, karena anak yang
biasanya terlibat dalam masalah seperti ini adalah mereka kurang mendapat
perhatian dari orang tua mereka dan berasal dari keluarga yang retak
keharmonisannya(broken home). Usaha preventif yang bisa kita lakukan adalah
menanamkan sejak dini kepada anak bahwa kita semua saling bersaudara dan harus
saling mencintai antar sesama, memberikan nilai-nilai keagamaan kepada anak,
sehingga anak akan berpikir bahwa jika
menyakiti orang lain pasti akan mendapatkan dosa. Orang tua juga perlu
mengawasi pergaulan anak, agar anak tidak salah dalam bergaul dan salah dalam
berteman, karena pengaruh teman sebaya sangat besar dalam perkembangan diri
seorang individu. Selain itu orang tua juga harus mengawasi apa yang ditonton
oleh anak ketika menonton televisi, karena tayangan televisi saat ini justru
banyak menampilkan sinetron dengan adegan-adegan yang tidak patut untuk dilihat
oleh anak, cenderung menampilkan pergaulan yang bebas, kehidupan yang serba
mewah, bahasa yang dipergunakan pun cenderung alay, dan terkadang banyak sinetron yang menampilkan
adegan-adegan anak yang sering membantah nasihat dari orang tua mereka.
2.Kuratif
Sedangkan untuk mengatasi tindakan bullying yang sudah
terlanjur terjadi adalah dengan memberikan treatment kepada anak yang bersangkutan, dan bagi anak yang beresiko
menjadi korban
bullying, hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak menjadi
korban bullying antara lain :
1. Jangan
membawa barang-barang mahal atau uang berlebihan
2. Jangan
sendirian, karena pelaku bullying akan melihat anak yang menyendiri sebagai
mangsa yang potensial
3. Jangan mencari
gara-gara dengan pelaku bullying, dan jika terperangkap dalam situasi bullying maka
percaya dirilah. Jangan sampai terlihat lemah dan ketakutan. Serta harus berani
melapor kepa
0 komentar:
Posting Komentar